Thursday, May 11, 2017

bayi lucu mandi dan menangkap ikan Video rekaman Anak Bayi lucu





Pepatah lama mengatakan, "anak adalah anugerah yang terindah untuk orangtua agar selalu berbahagia, bersyukur, dan tersenyum di sepanjang hidupnya." Yah...anak-anak adalah permata hati orangtuanya yang dengan segala tingkah lucunya selalu bisa menghibur hati orangtua dari segala kepenatan akibat rutinitas pekerjaan setiap hari. Anak-anak adalah sosok mungil yang membuat orangtua tetap tersenyum sekalipun merasa berat dengan segala tekanan dan tunturan hidup. Namun, semakin anak-anak mulai beranjak remaja, semakin orangtua menyadari bahwa mendidik anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, apalagi saat anak-anak mulai beranjak remaja dan mulai memasuki kehidupan yang lebih luas lagi, tidak lagi hanya berkutat di antara orangtua, saudara, dan lingkungan terdekatnya, setidaknya hal itulah yang kini mulai saya rasakan saat anak-anak mulai beranjak remaja dan sedikit lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah bersama teman-temannya.





Perubahan psikologis terutama emosi putra sulung saya yang saat ini sedang berada pada fase usia remaja terkadang membuat saya terkaget-kaget dan banyak-banyak bersabar, karena hingga detik ini saya masih terus belajar untuk menjadi orangtua yang bijak dan penuh pengertian terhadap anak-anak, terutama saat anak-anak mulai beranjak remaja. Berbagai referensi artikel serta buku tentang parenting yang membahas tumbuh kembang anak-anak saat mulai memasuki usia remaja kini menemani hari-hari saya sebagai bekal untuk menghadapi si sulung yang saat ini mulai beranjak remaja. Dari berbagai referensi yang saya baca dan memang sudah saya alami hingga saat ini, salah satu perubahan yang cukup menonjol adalah dari segi emosi atau mood. Jika saat masih kecil dia relatif pendiam dan penurut, namun sedikit demi sedikit mulai ada perubahan di mana emosinya mulai terlihat dan terkadang berbicara penuh tekanan kepada saya meskipun pada akhirnya dia minta maaf. Ternyata memang seperti itu, pertumbuhan menuju usia remaja juga diikuti perkembangan hormon yang ternyata sangat berpengaruh besar terhadap perubahan mood anak saat memasuki usia remaja.



Perubahan hormon saat anak mulai memasuki usia remaja ternyata sangat berpengaruh terhadap mood-nya, terkadang anak-anak tampak antusias terhadap sesuatu namun tidak berselang lama tiba-tiba antusiasnya menurun bahkan berubah dalam waktu yang cukup cepat. Beberapa diantaranya menjadi lebih mudah tersinggung dan lebih sensitif terhadap sesuatu, terutama jika menyangkut apa yang sedang disukainya. Seperti putra sulung saya yang sejak dua tahun yang lalu mulai menyukai aktivitas merekam klakson bus yang terkenal dengan sebutan Telolet. Pada awalnya saya berpikir aktivitas ini hanya membuang waktu untuk suatu kegiatan yang rasanya kurang bermanfaat, hanya merekam klakson bus yang menurut saya biasa saja dan tidak ada uniknya. Tapi ternyata berbeda untuk putra saya karena mendengarkan dan merekam klakson bus telolet itu menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan. Tentu saja saya sangat khawatir dan was-was karena aktivitas tersebut cukup berbahaya karena kegiatan pastinya dilakukan di pinggir jalan raya di mana bus hilir mudik terkadang dengan kecepatan yang cukup tinggi.



Namun, dari beberapa referensi tips parenting yang saya baca sedikit demi sedikit saya mulai berusaha berdamai dengan hobinya tersebut karena sebagai orangtua memang kita harus lebih legowo dan tidak lagi memperlakukannya seperti anak kecil agar perubahan psikologis saat anak mulai beranjak remaja tidak menjadikannya berjarak dengan kita sebagai orangtua yang harus tetap menjadi orang terdekatnya. Dari berbagai referensi tips parenting yang saya kumpulkan, setidaknya berikut langkah yang menurut saya sudah cukup bijak untuk menghadapi perubahan anak yang mulai memasuki usia remaja.

Pondasi pendidikan agama adalah sesuatu hal yang utama dan sangat penting karena hal inilah yang akan menjadi benteng awal saat si remaja memasuki pergaulan di lingkungan yang lebih luas, selain itu juga agar si remaja memiliki akhlak, sopan santum, sikap yang jujur, serta memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain.

Bangun hubungan yang dekat dengan si remaja agar selalu terbuka dengan orangtua. Hubungan dekat inilah yang membuat diskusi seputar hobinya yang bagi saya cukup mengkhawatirkan tersebut menjadi lebih lancar tanpa ketegangan.

Belajar memberikan tanggung jawab dan kepercayaan terhadap aktivitas yang dilakukannya sepanjang hobi tersebut menurut kita sebagai orangtua masih ada nilai positifnya. Mulai memberikan si remaja kepercayaan namun harus diikuti dengan penanaman tanggung jawab agar kepercayaan tersebut tidak menjadi sia-sia.

Selalu diskusikan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan karena di usia ini anak-anak seharusnya sudah bisa di ajak duduk bersama untuk mendiskusikan sesuatu tanpa harus diperintah atau dimarahi.

Meskipun saat ini anak mulai memasuki usia remaja, namun anak-anak tetap membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang tulus dari orangtuanya, namun kasih sayang dan perhatian tersebut harus disesuaikan dengan tahapan usianya, karena anak yang mulai memasuki usia remaja tentu harus berbeda perlakuannya dengan anak yang masih kecil. Namun, di balik sulitnya mendidik anak yang mulai memasuki usia remaja, tetap saja ada sisi-sisi yang membuat saya merasa bersyukur dan bahagia karena memiliki anak yang mulai memasuki usia remaja dan sedikit demi sedikit mulai bisa menggantikan sebagian kecil peran ayahnya di rumah melindungi ibu dan adik-adiknya. Terkadang ada beberapa pekerjaan yang membuat ayahnya harus keluar kota selama beberapa hari dan berangkat lagi setelah selang beberapa minggu. Pada momen-momen inilah saya merasa sangat beruntung karena ada anak yang sudah mulai remaja dan bisa membantu saya saat mengalami masalah di rumah, seperti ketika adiknya sakit dan malam itupun kami harus membawanya ke klinik terdekat, dengan cekatan dia membantu mengendong adiknya dan menjaga adiknya yang lain saat saya berada di ruang dokter. Jika ingat momen-momen ini tidak jarang saya merasa terharu, bersyukur, dan tersenyum bahagia karena dia telah hadir dalam hidup saya.



Layaknya remaja lainnya, perubahan tidak hanya dari sisi psikologis belaka namun juga dari segi fisik yang membuat si remaja semakin berbeda ketika masih berusia anak-anak.Terkadang saya suka tersenyum sendiri jika putra saya sudah uring-uringan dengan jerawat yang mulai bermunculan pada wajahnya. Dahulu ketika masih kecil dia hampir tidak pernah peduli dengan kebersihan wajahnya, bahkan kalau tidak diingatkan seringkali lupa memakai sampo. Tapi berbeda dengan kondisi sekarang setiap kali berbelanja bulanan untuk kebutuhan rumah di supermarket, ada saja yang dipesannya entah itu pembersih muka, obat jerawat, sampo yang menurutnya baunya lebih enak, serta minyak rambut. Yap...ternyata perubahan tidak hanya dari sisi psikologis semata namun juga perubahan besar dari sisi fisik serta hormon yang menyebabkan mulai berkembangnya fungsi tubuh lainnya, termasuk masalah kulit wajah yang kini mulai sering di alami si sulung yang terkadang membuat dia merasa gelisah dan sedikit kurang percaya diri, padahal berulang kali saya katakan bahwa hal tersebut sangat wajar dan yang terpenting rajin menjaga kebersihan badan.



Aloclair Plus

Gambar : Pixabay.com

Masalah kesehatan lain yang kerap dikeluhkan putra sulung saya yang beranjak remaja ini adalah masalah gigi dan mulut. Selain paling tidak suka kalau sakit gigi dan bau mulut, si sulung ini juga sangat sensitif jika sudah mulai terserang sariawan, yang memang harus saya akui pasti rasanya tidak enak dan menganggu semua aktivitas si remaja, mulai dari belajar di sekolah hingga aktivitas lainnya. Kebetulan putra sulung saya ini sangat suka bermain Futsal dan hampir setiap minggu selalu bermain bersama teman-temannya. Kalau sudah terkena sariawan, tingkah lakunya nyaris kembali seperti anak kecil yang rewel jika mengalami gangguan kesehatan. Meskipun akhir-akhir ini setelah beranjak remaja si sulung sudah mulai memperhatikan kesehatan dan kebersihan tubuhnya, tapi ternyata masalah-masalah kecil seperti sariawan masih kerap menghantuinya. Memang pernah ada dokter yang mengatakan bahwa sariawan bisa saja rutin di alami seseorang karena ada kecenderungan genetik, tapi persentasenya dibanding penyebab yang lain tidaklah besar. Masalah sariawan ini sangat menganggu aktivitas terutama saat harus bersosialisasi seperti putra saya di sekolah, yang terkadang memberikan tugas hapalan atau diskusi kepada murid-muridnya.



Bebas Sariawan dan Tersenyum Kembali Berkat Aloclair Plus



"Can't Smile Without You" merupakan penggambaran yang tepat jika kita terutama anak-anak remaja yang memiliki segudang aktivitas mengalami masalah sariawan. Meskipun saat terkena masalah sariawan kita masih bisa beraktivitas, namun tetap saja sangat menganggu dan tidak heran jika putra sulung saya mulai rewel jika terkena sariawan, yang dalam istilah medis di sebut "Ulkus Aftosa." Ada beberapa bagian mulut yang kerap mengalami gangguan sariawan, yaitu pangkal gusi, bagian dalam bibir, bagian dalam pipi, atau di bawah lidah. Sariawan biasanya ditandai dengan luka yang terasa pedih di mulut berwarna merah atau terkadang di tutupi lapisan putih. Sebagai informasi dari beberapa referensi, ada beberapa jenis sariawan, yaitu :

Sariawan Minor, yang kecil serta berbentuk oval dengan tepi merah dan umumnya sembuh sendiri dalam satu atau dua minggu tanpa adanya bekas luka.

Sariawan Mayor, yang biasanya bulat bertepi, terasa sangat pedih, dan umumnya sembuh dalam waktu enam minggu namun seringkali meninggalkan bekas luka yang cukup besar.

Sariawan Herpetiform, ditandai dengan adanya luka berkelompok antara 10 hingga 100 luka yang kemudian bergabung menjadi satu Ulkus besar, sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu tanpa bekas luka.

Meskipun hampir semua jenis sariawan bisa sembuh dengan sendirinya, namun waktu sembuh yang terbilang dalam hitungan lebih dari satu minggu tentu saja cukup menganggu, apalagi jika diderita anak-anak serta remaja yang harus rutin setiap hari bersekolah dan terkadang harus mengerjakan banyak tugas dari sekolah, seperti yang beberapa kali dirasakan putra sulung saya di mana pernah kejadian menderita sariawan saat harus presentasi tugas untuk nilai UKK (Ujian Kenaikan Kelas). Bisa dibayangkan bagaimana tidak enaknya harus berbicara dengan kondisi mulut yang tidak sehat.

No comments:

Post a Comment

silahkan masukan kritikan yang membangun